Begitu perdagangan dibuka, IHSG langsung melesat dan tidak pernah menyentuh zona merah. Apresiasi bursa kebanggaan Tanah Air terus berlanjut hingga 8,27% menyentuh level tertinggi intraday 4.697,666. Di akhir perdagangan sesi I, penguatan IHSG terpangkas menjadi 7,89% di 4.681,377.
Berdasarkan data BEI nilai transaksi sepanjang sesi I sebesar Rp 6,59 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 38,29 miliar di pasar reguler.
Di perdagangan sesi II, IHSG gagal mempertahankan penguatannya. Meski demikian di akhir penutupan IHSG membukukan penguatan 4,76% di 4.545,571.
Nilai transaksi sepanjang perdagangan hari ini sebesar Rp 12,38 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 127,31 miliar di pasar reguler.
Momentum penguatan IHSG sepertinya masih belum habis meski Kamis kemarin sudah meroket 10,19% ke 4.388,904. Persentase tersebut merupakan yang terbesar sejak 8 Juni 1999. Sementara rekor persentase kenaikan terbesar IHSG tercatat pada 2 Februari 1998 ketika melesat 14,03%, berdasarkan data Refinitiv.
Sehingga jika ditotal dengan hari ini, IHSG mencetak penguatan 15,44% dalam 2 hari perdagangan.
Pemicu penguatan IHSG masih sama, rally bursa saham AS (Wall Street) akibat stimulus fiskal jumbo senilai US$ 2 triliun yang sebentar lagi akan akan dikucurkan.
Stimulus jumbo tersebut kini masih dalam tahap Rancangan Undang-Undang (RUU), dan sudah di-voting di Senat, dan disetujui secara mutlak.
RUU tersebut kini dilemparkan ke House of Representative (DPR) guna di-voting, jika disepakati selanjutnya akan ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan sah menjadi Undang-undang. DPR AS rencananya akan melakukan voting pada hari Jumat waktu setempat.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan, RUU tersebut akan disetujui dan mendapat dukungan penuh dari DPR. Dampaknya sentimen pelaku pasar kembali membaik, dan masuk ke aset-aset berisiko. Indeks Dow Jones mencetak penguatan tiga hari beruntun hingga perdagangan Kamis dengan total persentase penguatan lebih dari lebih dari 20%.
Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street membuat sentimen di pasar Asia ceria, dan mengangkat kinerja IHSG.
Dibandingkan indeks saham Asia lainnya, penguatan IHSG menjadi yang paling besar. Indeks Nikkei Jepang menguat 3,88%, Kospi Korea Selatan +1,87%. Sementara Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong menguat 0,26% dan 0,56%.
Indeks Strait Times Singapura dan FTSE Malaysia menguat lebih dari 1%, sementara indeks saham negara lainnya di bawah 1%.
Selain dari eksternal, sentimen positif juga datang dari stimulus fiskal dalam negeri. Kamis kemarin setelah perdagangan di pasar saham ditutup, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin merilis Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 23 tahun 2020 tentang pemberian insentif perpajakan bagi pelaku usaha yang terdampak corona atau Covid-19. Aturan ini akan mulai berlaku pada 1 April 2020.
Setidaknya, ada empat insentif di bidang perpajakan yang akan di berikan Sri Mulyani sebagai langkah membantu Wajib Pajak (WP) terdampak wabah Virus Corona.
"Keempat insentif tersebut terkait dengan ketentuan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21, PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)," tulis keterangan resmi Kemenkeu, Kamis (26/3/2020).
Dengan insentif tersebut diharapkan mampu meminimalisir dampak COVID-19 ke perekonomian. Dan ketika pandemi ini berakhir, roda perekonomian Indonesia bisa langsung terakselerasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
"hari" - Google Berita
March 27, 2020 at 04:36PM
https://ift.tt/2vSQwAB
Cuan Jumbo! IHSG Melesat Lebih dari 15% dalam 2 Hari - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cuan Jumbo! IHSG Melesat Lebih dari 15% dalam 2 Hari - CNBC Indonesia"
Post a Comment