
Pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,65%, imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 0,9 basis poin (bps), sementara rupiah terapresiasi 0,25% di pasar spot melawan dolar AS.
Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Kinerja IHSG pada perdagangan kemarin senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,49%, indeks Shanghai menguat 1,34%, indeks Hang Seng bertambah 1,21%, indeks Straits Times terkerek 1,29%, dan indeks Kospi terapresiasi 1,84%.
Bursa saham Benua Kuning berhasil bangkit pasca sudah diterpa tekanan jual dengan intensitas yang besar pada perdagangan hari Senin (3/2/2020). Pada perdagangan hari Senin, indeks Nikkei jatuh 1,01%, indeks Shanghai 7,72%, indeks Straits Times terkoreksi 1,19%, dan indeks Kospi terpangkas 0,01%.
Untuk diketahui, IHSG tercatat sudah melemah pada tiga hari perdagangan sebelum kemarin. Dalam periode tiga hari perdagangan tersebut, jika ditotal koreksi IHSG mencapai 3,74%.
Bursa saham Benua Kuning mengekor kinerja Wall Street yang ditutup menguat pada dini hari. Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones naik 0,51%, indeks S&P 500 menguat 0,73%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 1,34%.
Wall Street berhasil bangkit pasca sudah babak belur pada pekan kemarin. Di sepanjang pekan kemarin, indeks Dow Jones anjlok 2,55%, indeks S&P 500 ambruk 2,16%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,76%.
Pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (31/1/2020), indeks Dow Jones jatuh 2,09%, indeks S&P 500 melemah 1,77%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,59%. Indeks Dow Jones mencatatkan kinerja harian terburuk sejak Agustus 2019, sementara indeks S&P 500 menorehkan kinerja harian terburuk sejak Oktober 2019.
Rilis data ekonomi yang menggembirakan menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham AS. Pada awal pekan ini, Manufacturing PMI AS periode Januari 2020 versi Institute for Supply Management (ISM) diumumkan di level 50,9, di atas konsensus yang sebesar 48,5, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebagai informasi, angka di atas 50 berarti aktivitas manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Ekspansi aktivitas manufaktur AS pada bulan Januari merupakan ekspansi pertama dalam enam bulan.
Bursa saham Asia menghijau kala infeksi virus Corona terus meluas. Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.
Berpusat di China, kasus infeksi virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Dilansir dari halaman resmi Center for Disease Control and Prevention (CDC), hingga kemarin setidaknya sebanyak 27 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus Corona di wilayah mereka.
China, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Inggris, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.
Melansir CNBC International, hingga hari Senin sebanyak 425 orang di China telah meninggal akibat infeksi virus Corona, dengan jumlah kasus mencapai 20.438.
Kini, korban meninggal akibat virus Corona juga ditemui di luar China, tepatnya di Filipina dan Hong Kong.
"hari" - Google Berita
February 05, 2020 at 06:02AM
https://ift.tt/374JNAk
Kemarin Berhasil Rebound, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini? - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemarin Berhasil Rebound, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini? - CNBC Indonesia"
Post a Comment