Search

Gigit Jari, Rupiah Melemah 4 Hari Beruntun & Terburuk di Asia - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah membukukan pelemahan 4 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (21/2/2020). Tidak hanya itu, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada hari ini.

Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,11% ke Rp 13.715/US$, dan tidak pernah merasakan zona hijau. Depresiasi rupiah terus berlanjut hingga akhir perdagangan menjadi 0,44% ke Rp 13.760/US$. Total dalam 4 hari, rupiah melemah 0,8%.

Hingga pukul 16:10 WIB, tidak ada mata uang utama Asia yang pelemahannya lebih besar dari rupiah. Selain itu hanya ada dua mata uang yang menguat melawan dolar AS, yakni yen Jepang dan dolar Singapura. Hal tersebut menunjukkan dolar AS masih perkasa hari ini.


Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 16:10 WIB.

Perkasanya Dolar AS terjadi setelah serangkaian data ekonomi yang bagus sejak awal bulan. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam ini naik ke 99,86 Kamis kemarin, yang merupakan level tertinggi sejak 11 Mei 2017.

Data terbaru dari AS pekan ini menunjukkan indeks harga produsen naik 0,5% month-on-month (MoM) di bulan Januari, jauh lebih tinggi dari kenaikan bulan sebelumnya 0,1% dan prediksi Reuters sebesar 0,1%.

Sementara itu indeks harga produsen inti, yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan, juga naik 0,5% MoM, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,1% dan prediksi Reuters 0,2%. Rilis tersebut memberikan gambaran inflasi yang dilihat dari indeks harga konsumen akan berpeluang naik.

Kemudian aktivitas manufaktur Philadelphia mencatat ekspansi tertinggi dalam tiga tahun terakhir di bulan ini. The Fed Philadelphia melaporkan indeks manufaktur di wilayahnya naik menjadi 36,7 dari bulan Januari sebesar 17.

Ini berarti sudah dua bulan beruntun sektor manufaktur di Philadelphia melesat signifikan. Pada bulan Desember 2019, sektor pengolahan ini nyaris mengalami kontraksi, dengan angka indeks dilaporkan sebesar 0,3. Sebagai informasi, indeks manufaktur Philadelphia menggunakan angka 0 sebagai patokan, di atas 0 berarti ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.

Data tersebut melengkapi serangkaian data cukup bagus yang dirilis sejak awal bulan dan tentunya memperkuat sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk tidak lagi menurunkan suku bunga di tahun ini, dolar pun menjadi perkasa.

Pelemahan rupiah hari ini melanjutkan performa buruk sepanjang bulan Februari, padahal sebelumnya rupiah sempat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia melawan dolar AS. Pada 24 Januari lalu, rupiah menyentuh level Rp 13.565/US$ yang merupakan level terkuat dua tahun. Sejak awal 2020, hingga ke level tersebut, rupiah total menguat 2,27%.

Salah satu penyebab kuatnya rupiah kala itu adalah pertumbuhan ekonomi global yang membuat pelaku pasar masuk ke aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi. Rupiah menjadi yang paling diuntungkan karena memberikan imbal hasil yang relative lebih tinggi. Yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun berada di atas 6%, dan ekonomi RI juga diprediksi akan membaik di tahun ini sehingga aliran modal masuk deras.

Namun, sejak wabah virus corona melanda dan diprediksi menekan pertumbuhan ekonomi china, rupiah turut terpukul.

Hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%. Kemudian, Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.

Sementara itu Bank Dunia mengatakan pelambatan ekonomi China sebesar 1% dapat membuat ekonomi Indonesia melambat 0,3%. Itu artinya, perekonomian Indonesia bisa melambat lebih dari 0,3% di kuartal I-2020.

Untuk memacu roda perekonomian dalam negeri dan meminimalisir dampak pelambatan ekonomi China, Bank Indonesia (BI) pada Kamis kemarin memangkas memangkas suku bunga 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (20/2/2020).

Pasca pengumuman tersebut rupiah yang sebelumnya melemah 0,66% berhasil memangkas pelemahan hingga 0,15% Kamis kemarin. Namun momentum tersebut belum mampu membawa rupiah kembali, sepanjang bulan Februari Mata Uang Garuda melemah 0,81%. Sementara jika dilihat sejak awal tahun Rupiah masih menguat 0,85%.

TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap/pap)

Let's block ads! (Why?)



"hari" - Google Berita
February 21, 2020 at 04:53PM
https://ift.tt/2uUBxG3

Gigit Jari, Rupiah Melemah 4 Hari Beruntun & Terburuk di Asia - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gigit Jari, Rupiah Melemah 4 Hari Beruntun & Terburuk di Asia - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.