Search

Ibarat Ketapel, Rupiah Kemarin Mundur untuk Melesat Hari Ini? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (28/4/2020) kemarin, setelah membukukan penguatan tiga pekan beruntun plus di awal pekan. Sempat terdepresiasi hingga lebih dari 1%, rupiah berhasil memangkas pelemahan tersebut menjadi 0,46%, dan berakhir di Rp 15.380/US$.

Untuk diketahui, sepanjang bulan April rupiah hingga Senin (27/4/2020) lalu, rupiah sudah menguat 6,07%. Penguatan yang cukup besar sehingga rupiah rentan terkena aksi ambil untung (profit taking) yang menjadi salah satu faktor dibalik melemahnya rupiah.


Selain itu, ambrolnya harga minyak mentah juga menyulitkan rupiah untuk bangkit. Di awal pekan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ambrol sekitar 25%, sementara pada Selasa pagi kemerosotan berlanjut lagi lebih dari 18% ke US$ 10,46/barel, sebelum mengakhiri perdagangan di level US$ 12,34/barel atau melemah 3,44%

Ambrolnya harga minyak mentah membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan membebani rupiah.

Sementara itu pada hari ini, Rabu (29/4/2020), rupiah memiliki peluang kembali menguat mengingat ada Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, akan memaparkan Perkembangan Ekonomi Terkini pagi ini.

Semenjak pasar keuangan mengalami gejolak di bulan Maret, Gubernur Perry secara rutin memberikan Perkembangan Ekonomi Terkini video conference, dan kerap menebar optimisme di pasar.

Pada pekan lalu misalnya, ia mengatakan puncak kepanikan global akibat pandemi COVID-19 sudah berlalu, puncaknya di pekan kedua Maret.

Hal ini ditunjukkan dari premi risiko global atau biasa dilihat dari global volatility index sebelum covid-19 mencapai 18,8. Dan pada Maret mencapai 83,2, sementara saat in berada di kisaran 43.

"Data terakhir menunjukkan 43,8. Artinya memang kepanikan pasar keuangan global puncaknya pada pekan kedua Maret 2020. Berangsur mereda dan sekarang 43,8," kata Perry dalam video conference di Channel Youtube BI, Rabu (22/4/2020).

Saat ini volatility index bahkan sudah berada di level 33.

"Ketidakpastian masih berlangsung, sebelum Covid-19 masih tinggi, tapi relatif rendah saat setelah pekan kedua Maret 2020," tambahnya

Rupiah dalam beberapa kesempatan selalu menguat saat Gubernur Perry memaparkan Perkembangan Ekonomi Terkini, dan hal tersebut bisa terulang kembali hari ini.

Secara teknikal, pada pekan lalu Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi rupiah akan mampu mencetak hat-trick. Meski pada akhirnya terjadi, tetapi rupiah masih belum mampu mencapai support (tahanan bawah) mingguan di Rp 15.200/US$.

Indikator stochastic pada grafik mingguan rupiah (yang disimbolkan USD/IDR) baru turun dari wilayah jenuh beli (overbought) dan masih belum jauh.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas level 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang turun, yang artinya dolar AS berpeluang melemah setelah stochastic mencapai overbought.

Target penguatan rupiah secara mingguan masih di support Rp 15.200/US$. Jika mampu dilewati, rupiah berpeluang menuju Rp 15.000/US$.

Meski demikian, jika melihat grafik harian, stochastic kini semakin lama berada di wilayah jenuh jual (oversold), yang tentunya mambatasi penguatan rupiah, bahkan ada risiko terkoreksi.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Stochatic yang oversold (di bawah level 20) tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah selalu melemah di awal perdagangan dalam beberapa hari terakhir, sebelum berbalik menguat di penutupan. Kemarin, rupiah juga seperti itu meski tidak berakhir menguat, tetapi rupiah kembali membentuk pola Shooting Star.

Rupiah jika dilihat dengan grafik candle stick Selasa kemarin, badan (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas.

Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

[Gambas:Video CNBC]

Dalam satu bulan terakhir, Shooting Star sudah muncul beberapa kali dan sukses membawa rupiah menguat. Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

Rupiah kemarin masih bertahan di bawah di bawah level Rp 15.400/US$ yang bisa menjadi kunci pergerakan rupiah hari ini. Jika mampu bertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang menguat menuju support mingguan Rp 15.340/US$. Penembusan konsisten di bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan ke Rp 15.200/US$.

Namun, jika kembali ke atas Rp 15.400/US$, rupiah berisiko melemah kembali menuju Rp 15.500-15.550/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Let's block ads! (Why?)



"hari" - Google Berita
April 29, 2020 at 08:49AM
https://ift.tt/3aLqRs5

Ibarat Ketapel, Rupiah Kemarin Mundur untuk Melesat Hari Ini? - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ibarat Ketapel, Rupiah Kemarin Mundur untuk Melesat Hari Ini? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.