Rupiah menghabiskan mayoritas perdagangan hari ini di zona merah, bahkan menjadi yang terburuk di Asia sejak pagi hingga siang hari.
Tetapi di menit-menit akhir, rupiah memangkas pelemahan hingga berbalik menguat 0,26% ke Rp 15.310/US$. Style alias gaya khas rupiah dalam mengarungi perdagangan selalu seperti itu dalam tiga hari perdagangan beruntun pekan lalu, plus Senin kemarin. Bahkan jika melihat jauh ke belakang, pergerakan seperti itu sering kali terjadi, rupiah style!
Dengan penguatan kemarin, total sepanjang bulan April rupiah sudah menguat 6,07%. Banyak sentimen positif dari eksternal sejak akhir pekan lalu yang membuat sentimen pelaku pasar membaik. Kala sentimen pelaku pasar sedang bagus, maka rupiah akan "mengerikan" bagi dolar AS.
Presiden AS, Donald Trump, yang kembali menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 484 miliar pada Jumat (24/4/2020) pekan lalu baru direspon pasar Asia Senin kemarin.
Selain itu, beberapa negara bagian di AS juga mulai membuka lockdown, menyusul negara-negara di Eropa yang berencana membuka lockdown secara bertahap di bulan Mei.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lockdown akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.
Fase satu, New York dunia usaha dibidang konstruksi dan manufaktur akan diizinkan kembali beraktivitas. Fase kedua dunia usaha perlu rencana untuk beroperasi kembali, termasuk memiliki pengaman individual serta menerapkan social distancing.
Kemudian Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi pada 12 Mei.
Selain itu, negara bagian Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sudah mengizinkan restoran dan beberapa usaha lainnya untuk kembali beroperasi.
Sementara itu dari dalam negeri, penambahan kasus COVID-19 bisa dikatakan terkendali. Senin kemarin dilaporkan total kasus mencapai 9,096 orang, dengan 765 meninggal dunia dan 1.151 sembuh. Tren penambahan kasus di Indonesia sebesar satu digit persentase sejak 13 April lalu. Jakarta yang menjadi episentrum, tingkat penambahan kasusnya juga sudah melandai.
Laju penambahan kasus yang terkendali tersebut menimbulkan dua persepsi, yang pertama penanganan dari pemerintah yang efektif meredam penyebaran, dan yang kedua masih sedikitnya warga yang dites.
Kasus COVID-19 di Indonesia memang masih membebani sentimen pelaku pasar, tetapi hawa positif dari eksternal terbukti mampu membawa rupiah terus menguat.
Secara teknikal, pada pekan lalu Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi rupiah akan mampu mencetak hat-trick. Meski pada akhirnya terjadi, tetapi rupiah masih belum mampu mencapai support (tahanan bawah) mingguan di Rp 15.200/US$.
Indikator stochastic pada grafik mingguan rupiah (yang disimbolkan USD/IDR) baru turun dari wilayah jenuh beli (overbought) dan masih belum jauh.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas level 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang turun, yang artinya dolar AS berpeluang melemah setelah stochastic mencapai overbought.
Target penguatan rupiah secara mingguan masih di support Rp 15.200/US$. Jika mampu dilewati, rupiah berpeluang menuju Rp 15.000/US$.
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv |
Meski demikian, jika melihat grafik harian, stochastic kini semakin lama berada di wilayah jenuh jual (oversold), yang tentunya membatasi penguatan rupiah, bahkan ada risiko terkoreksi.
Stochastic yang oversold tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah selalu melemah di awal perdagangan dalam beberapa hari terakhir, sebelum berbalik menguat di penutupan.
Rupiah kemarin berhasil mengakhiri perdagangan di bawah level Rp 15.340/US$ (level terendah Jumat 17 April) yang bisa menjadi kunci pergerakan rupiah hari ini. Jika mampu bertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang menguat menuju support mingguan Rp 15.200/US$.
Namun, jika kembali ke atas Rp 15.340/US$, rupiah berisiko melemah kembali ke Rp 15.400/US$. Penembusan di atas level tersebut akan membawa rupiah melemah menuju Rp 15.500-15.550/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
"hari" - Google Berita
April 28, 2020 at 08:40AM
https://ift.tt/3aPhuI0
Sudah menguat 6% Lebih, Rupiah Bisa ke 15.200/US$ Hari Ini? - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sudah menguat 6% Lebih, Rupiah Bisa ke 15.200/US$ Hari Ini? - CNBC Indonesia"
Post a Comment