Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada perdagangan Kamis kemarin (24/10/2019) dengan penguatan hingga 1,31% ke level 6.339,65. Dengan kenaikan tersebut, maka sudah 10 hari IHSG terus menguat sejak perdagangan pekan lalu.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG pada awal perdagangan memang sudah menguat 0,22% ke level 6.271,51. Per akhir sesi satu, indeks harga saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatan menjadi 0,8% ke level 6.307,54 dan akhirnya ditutup di level 6.339,65.
Sentimen dari dalam negeri berkontribusi besar dalam mengerek kinerja pasar saham Tanah Air. Tapi bukan pengumuman kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melesatkan IHSG, melainkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis kemarin (berlangsung sejak Rabu) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin (bps).
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.
Pemangkasan tingkat suku bunga pada tersebut menandai pemangkas tingkat suku bunga acuan selama 4 bulan beruntun. Jika ditotal, suku bunga acuan sudah dipangkas sebesar 100 bps dalam 4 bulan terakhir.
Keputusan BI tersebut sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5%. Keputusan tersebut juga sesuai dengan analisis dari Tim Riset CNBC Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps.
Merespons keputusan ini, investor asing masuk ke pasar saham tanah air dengan jumlah yang begitu besar. Per akhir sesi dua kemarin, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 1,15 triliun di pasar reguler. Di seluruh pasar, nilai beli bersih investor asing adalah Rp 604,4 miliar.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing di pasar reguler di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 375,4 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 250 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 145,9 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 131 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 86,7 miliar).
Namun kinerja rupiah tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli di pasar saham. Pada akhir perdagangan Kamis kemarin, rupiah melemah 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.054/dolar AS.
Hanya saja, rupiah tercatat sudah menguat dalam 5 hari perdagangan sebelumnya sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini rupiah sedang berada dalam posisi yang mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli di pasar saham.
LANJUT HALAMAN 2: Analisis teknikal IHSG Jumat ini
(tas/tas)"hari" - Google Berita
October 25, 2019 at 07:02AM
https://ift.tt/365qRCb
Gitu Dong! Asing Masuk Rp 1 T, IHSG Bisa Menguat 11 Hari - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gitu Dong! Asing Masuk Rp 1 T, IHSG Bisa Menguat 11 Hari - CNBC Indonesia"
Post a Comment