Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 4,1 basis poin (bps) menjadi 6,53%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 21 Nov'19 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 20 Nov'19 (%) |
Yield 21 Nov'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar IBPA 21 Nov'19 (%) |
FR0077 |
5 tahun |
6.494 |
6.535 |
4.10 |
6.4953 |
FR0078 |
10 tahun |
7.049 |
7.085 |
3.60 |
7.0779 |
FR0068 |
15 tahun |
7.447 |
7.469 |
2.20 |
7.4599 |
FR0079 |
20 tahun |
7.634 |
7.654 |
2.00 |
7.6576 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,46 poin (0,17%) menjadi 267,84 dari posisi kemarin 268,3.
Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 533 bps, melebar dari posisi kemarin 531 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 1,2 bps hingga 1,75% dari posisi kemarin 1,73%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.066,2 triliun SBN, atau 38,89% dari total beredar Rp 2.741 triliun berdasarkan data per 20 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 172,95 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 2,56 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 7,73 triliun.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, koreksi harga masih terjadi secara umum sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.
Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen positif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang |
|||
Negara |
Yield 20 Nov'19 (%) |
Yield 21 Nov'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Brasil |
6.795 |
6.525 |
-27.00 |
China |
3.199 |
3.173 |
-2.60 |
Jerman |
-0.352 |
-0.34 |
1.20 |
Prancis |
-0.042 |
-0.032 |
1.00 |
Inggris |
0.732 |
0.748 |
1.60 |
India |
6.458 |
6.506 |
4.80 |
Jepang |
-0.111 |
-0.108 |
0.30 |
Malaysia |
3.404 |
3.422 |
1.80 |
Filipina |
4.686 |
4.677 |
-0.90 |
Rusia |
6.37 |
6.38 |
1.00 |
Singapura |
1.715 |
1.724 |
0.90 |
Thailand |
1.69 |
1.68 |
-1.00 |
Amerika Serikat |
1.738 |
1.75 |
1.20 |
Afrika Selatan |
8.305 |
8.315 |
1.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv)"hari" - Google Berita
November 21, 2019 at 08:39PM
https://ift.tt/2D346RN
Memanasnya AS-China, Masih Tekan Harga Obligasi Hari Ini - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Memanasnya AS-China, Masih Tekan Harga Obligasi Hari Ini - CNBC Indonesia"
Post a Comment