Search

2 Hari Volatil, Kurs Dolar Singapura Lebih Kalem Hari Ini - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (18/12/2019), tetapi pergerakannya lebih kalem dibandingkan dua hari terakhir.

Pada pukul 9:40 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.3025,25, dolar Singapura menguat 0,06% di pasar spot, merlansir data Refinitiv. Dalam dua hari sebelumnya, mata uang Negeri Merlion bergerak volatil atau naik turun di pagi hari, sebelum mengakhiri perdagangan Senin dengan menguat 0,08%, sebaliknya melemah 0,13% Selasa kemarin.

Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs dolar Singapura di dalam negeri, berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank.


Bank Kurs Beli Kurs Jual
Bank BNI 10.358,00 10.301,00
Bank BRI 10.267,30 10.406,07
Bank Mandiri 10.295,00 10.365,00
Bank BTN 10.178,00 10.491,00
Bank BCA 10.316,11 10.336,53
CIMB Niaga 10.323,00 10.330,00

Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi salah satu penggerak perdagangan mata uang hari ini.

Seperti diketahui bersama, kedua negara sudah mencapai kesepakatan dagang fase I pada Jumat (13/12/2019) pekan lalu. Sementara Senin (16/12/2019) waktu setempat, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence Kudlow kompak menyatakan jika kesepakatan fase I sudah sepenuhnya selesai, sebagaimana diwartakan Reuters.

Lighthizer dalam acara Face the Nation yang ditayangkan di CBS mengungkapkan bahwa naskah kesepakatan damai dagang AS-China tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.

Sementara Kudlow berharap Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dari China akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari. Selepas itu, AS-China akan memulai negosiasi damai dagang fase II.

Perang dagang AS-China yang sudah berlangsung 18 bulan membuat perekonomian kedua negara melambat, dan turut menyeret turun pertumbuhan ekonomi global.

Salah satu yang terkena dampak besar adalah Singapura, dimana perekonomiannya melambat signifikan, bahkan sempat terancam resesi. Akibatnya, pemerintah Singapura sampai harus memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5-2,5%.

Adanya kesepatan dagang AS-China tentunya diharapkan bisa mengkerek perekonomian Singapura lagi, dan berdampak positif pada mata uangnya.

Selain itu, kecemasan akan risiko terjadinya hard Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun membuat sentiment pelaku pasar kembali memburuk, yang berdampak negatif bagi rupiah.

Setelah Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memenangi Pemilihan Umum (Pemilu), kini Johnson dikabarkan akan merevisi undang-undang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Withdrawal Agreement Bill).

CNBC International mengutip media local mewartakan PM Johnson akan merivisi undang-undang tersebut yang menghalangi diperpanjangnya masa transisi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Dengan singkatnya masa transisi, tentunya pembahasan perjanjian dagang harus dipercepat PM Jonhson dikatakan akan melakukan pendekatan yang lebih keras di masa transisi tersebut. Hal ini memicu kekhawatiran tidak akan ada kesepakatan dagang antara Inggris dan Uni Eropa alias hard Brexit.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (19/12/2019) besok, tentunya hal tersebut membuat pelaku pasar melakukan aksi wait and see yang membatasi pergerakan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)

Let's block ads! (Why?)



"hari" - Google Berita
December 18, 2019 at 12:03PM
https://ift.tt/2ErAjTx

2 Hari Volatil, Kurs Dolar Singapura Lebih Kalem Hari Ini - CNBC Indonesia
"hari" - Google Berita
https://ift.tt/30byRRZ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "2 Hari Volatil, Kurs Dolar Singapura Lebih Kalem Hari Ini - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.